Makan Nasi Tiwul dari Srigethuk

Maret 01, 2012

Kesungguhan adalah jalan utama menuju sukses, demikian kata pepatah. Kabupaten Wonosari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kabupaten yang terletak dipengunungan sewu (seribu) di pantai selatan pulau Jawa. Tekstur tanahnya naik turun dan tidak subur,  sebagian besar tanah disini merupakan batu kapur dan karang (karst), kekeringan selalu melanda sepanjang tahun.

Kesan kering dan gersang akan terbayang jika kita mendengar nama daerah ini. Wonosari sudah sejak lama terkenal gersang  jika dibandingkan dengan empat kabupatan lain yang ada di Pronpinsi DIY, ibarat keluaraga, Wonosari seperti anak tiri. Tapi kini dengan keuletan dan kerja keras penduduknya Kabupaten ini mampu menyumbangkan sarana obyek wisata kelas dunia. Pantai nan elok, pesona alam  perawan memberi kesan tersendiri bagi kita. Panorama pantainya tidak kalah dengan kuta di Bali atau Senggigi di Lombok bahkan pantai Pattaya di Thailan.

Perlu kalian ketahui yang membedakan pantai di Kabupaten Wonosari dengan Pattaya adalah segi ceweknya (hahaha buat para pengunjung cowok sangat penting..). Pattaya penuh dengan cewek seksi sedang di Wonosari tidak. Wonosari tidak menawarkan hal-hal klise seperti beach cafe dan cottage mewah, tetapi sebuah kedekatan dengan alam. Menyaksikan pantai dari atas bukit, bak kita memandang kolam renang maha luas seperti yang terdapat di taman surgawi. (ini aku bandingkan waktu jalan-jalan ke surga tempo dulu wwkwkw)

Pantai siung (taring) karena bentuknya mirip taring.
Selain pantai didaerah ini juga memiliki wisata alam yang lain, yaitu Air terjun Srigethuk. Objek wisata ini masih cukup baru sehingga infrastruktur pun masih terbatas. Namun, jangan khawatir, sarana dasar seperti toilet dan warung makan sudah tersedia di sini. Hingga saat ini, objek wisata Srigethuk masih dikelola secara lokal oleh pihak Desa Bleberan.

Terletak di antara ngarai Sungai Oya yang dikelilingi areal persawahan nan hijau, Air Terjun Sri Gethuk selalu mengalir tanpa mengenal musim. Gemuruhnya menjadi pemecah keheningan di bumi Gunungkidul yang terkenal tandus.

Nama Srigethuk diambil dari salah satu nama tempat penyimpanan gamelan milik Jin Anggo Menduro yang bernama Srikethuk. Maka jadilah, nama air terjun tersebut Srigethuk. Jika manusia suka main musik dangdut, maka Jin suka main gamelan. Disinilah perbedaanya hahaha. Tentu kalian juga ingin tahu mengapa Jin suka menabuh gamelan ? ok, di lain kesempatan aku posting mengenai sosok Jin ini.

Eksotisme Grand Canyon di daerah utara Arizona, Amerika Serikat tentunya tak bisa disangkal lagi. Grand Canyon merupakan bentukan alam berupa jurang dan tebing terjal yang dihiasi oleh aliran Sungai Colorado. Nama Grand Canyon kemudian diplesetkan menjadi Green Canyon untuk menyebut obyek wisata di Jawa Barat yang hampir serupa, yakni aliran sungai yang membelah tebing-tebing tinggi.

Gunungkidul sebagai daerah yang sering diasumsikan sebagai wilayah kering dan tandus ternyata juga menyimpan keindahan serupa, yakni hijaunya aliran sungai yang membelah ngarai dengan air terjun indah yang tak pernah berhenti mengalir di setiap musim. Hijaunya air di sini adalah karena lumut, bukan karena limbah, sehingga aman untuk mandi.

Keheningan Sungai Oya yang hiju warna airnya
Kalian harus menaiki rakit untuk mencapai air terjun Srigethuk. Di sini kalian harus membayar Rp 5.000 per kepala untuk perjalanan pulang-pergi. Ada dua buah rakit yang beroperasi di sungai itu, yang mengangkut wisatawan secara bergantian.

Perjalanan menuju Air Terjun Sri Gethuk sebaiknya dilakukan saat mentari belum tinggi. Pagi hari Sungai Oya terlihat begitu hijau dan tenang, menyatu dengan keheningan tebing-tebing karst yang berdiri dengan gagah di kanan kiri sungai. Suara rakit yang melaju melawan arus sungai menyibak keheningan pagi, Sungguh membuat kenangan tersendiri.

Air terjun Srigethuk
Butuh waktu sekitar 10 menit untuk mencapai air terjun utama. Sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh, namun rakit berjalan sangat lambat. Dari atas rakit kalian dapat mengabadikan pemandangan yang memang mayoritas didominasi warna hijau. Semakin dekat, air terjun Srigethuk (yang juga dikenal dengan nama Slempret) ini semakin menakjubkan. Ketiga air terjun jatuh dari ketinggian sekitar 25 meter. Ketiganya bergabung menjadi satu di bebatuan yang berwarna kekuningan di bawahnya.

Setelah turun dari rakit kalian harus menyeberangi batu-batu basah itu untuk mendekati air terjun. Rasakan sensasi mandi di bawah Srigethuk! Banyak wisatawan yang memanfaatkan waktu untuk mandi dan berenang di sungai sekitar air terjun.

Bila sudah puas bermain-main di air terjun, kini saatnya kalian menumpang rakit untuk kembali. Jika perut kalian berasa melilit karena lapar, ada beberapa warung makan di sekitar tangga menuju ke tempat parkir. Cobalah salah satu menu khas Gunung kidul, yaitu nasi tiwul. Tiwul adalah makanan yang dibuat dari singkong. Cukup dengan Rp 4.000 kalian dijamin kenyang makan tiwul dengan tempe penyet!


Di Gunung kidul serta beberapa daerah sekitarnya, tiwul ini dijadikan pengganti nasi, dimakan dengan lauk-pauk seperti halnya jika kita makan. Dikota tentu kalian tidak akan menemui nasi tiwul, jadi kalian harus coba mencicipi, untuk mengantisipasi bagaimana seandainya tidak ada beras yang ada cuma singkong...Just do it, don't hesitate..! ini saran dari oyin.big hug

You Might Also Like

0 Comments

» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu posting
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.

SUBSCRIBE NEWSLETTER

Get an email of every new post! We'll never share your address.

Flickr Images