Pantai Sundak
Semilir angin pantai menyambut kedatangan kami. udara lumayan dingin meskipun jarum jam telah menunjukkan pukul 09.00 waktu setempat. Sungguh menakjubkan, Pantai sundak merupakan pantai terindah yang ada didaerah gunung kidul.
Pantai Sundak berasal dari nama, perkelahian antara Asu (anjing) dan Landak.Pantai Sundak tak hanya memiliki pemandangan alam yang mempesona, tetapi juga menyimpan cerita. Nama Sundak ternyata mengalami evolusi yang bukti-buktinya bisa dilacak secara geologis.
Agar tahu bagaimana evolusinya, maka kita harus tahu dulu kondisi pinggiran Pantai Sundak dulu dan kini. Di bagian pinggir barat pantai ketika terdapat masjid dan ruang kosong yang sekarang dimanfaatkan sebagai tempat parkir. Sementara di sebelah timur terdapat gua yang terbentuk dari batu karang berketinggian kurang lebih 12 meter. Memasuki gua, akan dijumpai sumur alami tempat penduduk mendapatkan air tawar.
Wilayah yang diuraikan di atas sebelum tahun 1930 masih terendam lautan. Konon, air sampai ke wilayah yang kini dibangun masjid, batu karang yang membentuk gua pun masih terendam air. Seiring proses geologi di pantai selatan, permukaan laut menyusut dan air lebih menjorok ke laut. Batu karang dan wilayah di dekat masjid akhirnya menjadi daratan baru yang kemudian dimanfaatkan penduduk pantai untuk aktivitas ekonominya hingga saat ini.
Tebing, pasir butih, batu karang dan tumbuhan pantai menghiasi pemandangan. Inilah “Hawai Indonesia”. Pantai ini belum terlalu ramai, masih cukup alami dan binatang lautpun mudah ditemukan disini. Ombak yang sangat bersahabat untuk berenang, air yang bersih membuat sebuah perusahaan swasta ingin mengoptimalkan potensi pantai tersebut
Sundak juga menawarkan suasana malam yang menyenangkan. kita bisa menikmati angin malam dan bulan sambil memesan ikan mentah untuk dibakar beramai-ramai bersama teman. Dengan membayar beberapa ribu, kita dapat membeli kayu untuk bahan bakar. Kalau malas, pesan saja yang matang sehingga siap santap. Yang jelas, tak perlu bingung mencari tempat menginap. Kita bisa tidur di mana saja, mendirikan tenda, atau tidur saja di bangku warung yang kalau malam tak terpakai. Kegelapan tak perlu diributkan, bukankah membosankan jika hidup terus terang benderang?
Semilir angin pantai menyambut kedatangan kami. udara lumayan dingin meskipun jarum jam telah menunjukkan pukul 09.00 waktu setempat. Sungguh menakjubkan, Pantai sundak merupakan pantai terindah yang ada didaerah gunung kidul.
Pantai Sundak berasal dari nama, perkelahian antara Asu (anjing) dan Landak.Pantai Sundak tak hanya memiliki pemandangan alam yang mempesona, tetapi juga menyimpan cerita. Nama Sundak ternyata mengalami evolusi yang bukti-buktinya bisa dilacak secara geologis.
Agar tahu bagaimana evolusinya, maka kita harus tahu dulu kondisi pinggiran Pantai Sundak dulu dan kini. Di bagian pinggir barat pantai ketika terdapat masjid dan ruang kosong yang sekarang dimanfaatkan sebagai tempat parkir. Sementara di sebelah timur terdapat gua yang terbentuk dari batu karang berketinggian kurang lebih 12 meter. Memasuki gua, akan dijumpai sumur alami tempat penduduk mendapatkan air tawar.
Wilayah yang diuraikan di atas sebelum tahun 1930 masih terendam lautan. Konon, air sampai ke wilayah yang kini dibangun masjid, batu karang yang membentuk gua pun masih terendam air. Seiring proses geologi di pantai selatan, permukaan laut menyusut dan air lebih menjorok ke laut. Batu karang dan wilayah di dekat masjid akhirnya menjadi daratan baru yang kemudian dimanfaatkan penduduk pantai untuk aktivitas ekonominya hingga saat ini.
Tebing, pasir butih, batu karang dan tumbuhan pantai menghiasi pemandangan. Inilah “Hawai Indonesia”. Pantai ini belum terlalu ramai, masih cukup alami dan binatang lautpun mudah ditemukan disini. Ombak yang sangat bersahabat untuk berenang, air yang bersih membuat sebuah perusahaan swasta ingin mengoptimalkan potensi pantai tersebut
Sundak juga menawarkan suasana malam yang menyenangkan. kita bisa menikmati angin malam dan bulan sambil memesan ikan mentah untuk dibakar beramai-ramai bersama teman. Dengan membayar beberapa ribu, kita dapat membeli kayu untuk bahan bakar. Kalau malas, pesan saja yang matang sehingga siap santap. Yang jelas, tak perlu bingung mencari tempat menginap. Kita bisa tidur di mana saja, mendirikan tenda, atau tidur saja di bangku warung yang kalau malam tak terpakai. Kegelapan tak perlu diributkan, bukankah membosankan jika hidup terus terang benderang?
0 Comments
» Komentar anda sangat berguna untuk peningkatan mutu posting
» Terima kasih bagi yang sudah menulis komentar.